Tingkatkan Kaji Terap Teknologi Kemaritiman, BPPT Gandeng POLE MER PERANCIS

Pemerintahan RI era Presiden Joko Widodo dengan tegas mengusung cita untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Sebagai lembaga kaji terap teknologi, BPPT melihat   bahwa cita poros maritim perlu diperkuat dengan dukungan penerapan teknologi yang mumpuni. Untuk itu BPPT coba mendatangkan Pôle Mer Perancis yang bergerak di bidang kemaritiman, mulai dari infrastruktur kemaritiman, pelabuhan, perkapalan hingga ekosistem kelautan.

 

 

Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Wimpie Agoeng Noegroho dalam sambutannya mengatakan bahwa BPPT saat ini mendapat tugas untuk mengembangkan NSTP (National Science Techno Park). "Ada beberapa konsep Technopark untuk daerah yang kami dampingi. Salah satunya memiliki konsep sebagai Technopark Maritim. Pertemuan kali ini harus menjadi komitmen awal bagi kita untuk kolaborasi riset teknologi antara Indonesia dan Perancis, khususnya di bidang kemaritiman serta pengembangan Technopark Maritim di Indonesia," ungkap Wimpie di Kantor BPPT, Jakarta, (27/9).

 

 

 

Dua pertiga wilayah Indonesia, papar Wimpie berupa laut dengan potensi dan prospek yang sangat luar biasa, utamanya di bidang industri bahari. "Potensi industri bidang kemaritiman di Indonesia sangat cerah dan menggairahkan. Untuk itu perlu konsep yang matang serta penerapan inovasi dan teknologi terkini, agar industri kemaritiman dalam negeri dapat tercipta dan berjalan optimal," ujarnya.

 

Jika konsep industri kemaritiman sudah matang, Wimpie meyakini investor tentu akan berdatangan untuk menanamkan modal.

 

"Kita harus mampu menjaring lebih banyak lagi investor domestik maupun International agar ikut serta memajukan industri maritim nasional," tegas Wimpie.

 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim BPPT, Wahyu pandoe memaparkan tentang kegiatan serta fasilitas laboratorium pengujian yang dimiliki oleh BPPT.

 

"BPPT memiliki lab uji yang bertempat di Kawasan PUSPIPTEK Serpong. Selain itu ada Balai Teknologi Hidrodinamika di Surabaya, serta Balai Pengkajian Dinamika Pantai di Yogyakarta, yang memang memiliki peralatan mumpuni untuk melakukan pengujian di bidang kemaritiman," jelas Wahyu.

 

Melengkapi pemaparan Wahyu, Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT, Muhammad Ilyas di forum tersebut juga menyampaikan bahwa BPPT memiliki empat buah Kapal Riset, yakni Baruna Jaya I - IV.

 

"Kapal Riset Baruna Jaya ini digunakan untuk melakukan berbagai misi. Dapat berupa survey ke beberapa daerah di Indonesia, serta pemasangan alat deteksi tsunami di beberapa titik sebagai peringatan dini terjadinya tsunami. Semoga kerjasama dengan Pole Mer ini dapat meningkatkan peran Baruna Jaya, khususnya dalam mendukung program nasional," tutup Ilyas. (Humas)